RUDIBERBAGI.com - RUDIBERBAGI.com – Sudah pernah investasi kecil-kecilan? Jika belum pernah, maka di artikel ini kamu akan diedukasi mengenai berbagai macam instrumen investasi yang masih populer hingga saat ini di Indonesia.
Apabila dibandingkan dengan negara lain, memang minat masyarakat Indonesia akan investasi terlalu rendah. Tentu saja, hal tersebut tidak terlepas dari pengetahuan masyarakat yang masih dangkal tentang dunia investasi, apakah kamu juga termasuk salah satunya?
Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa investasi hanya bisa dilakukan oleh orang ber-uang saja. Padahal, juga tidak demikian. Sekarang, bahkan banyak rakyat kecil yang sukses di dunia investasi.
Instrumen Investasi Paling Populer
Tentu saja, untuk menghasilkan jumlah yang lebih besar dalam investasi, kamu harus cerdas dalam memilih instrumen investasi yang menguntungkan. Apa sajakah? Berikut rekomendasinya.
1. Emas
Emas sudah dikenal lama sebagai investasi dengan nilai intrinsik yang lebih terpampang nyata. Risiko emas pun sangat rendah sekali. Terlebih, kita tahu bahwa harga emas hampir tidak pernah turun setiap periode. Begitu pun, dengan nilainya yang cenderung lebih stabil.
Apabila kamu mau berinvestasi emas, ada baiknya untuk memilih emas batangan. Nilai emas batangan murni memiliki nilai lebih tinggi dari emas perhiasan.
Jika khawatir akan hilang saat menyimpannya, kamu bisa menyewa deposit box di bank. Apalagi dengan kemudahan teknologi saat ini memungkinkanmu untuk berinvestasi emas via aplikasi.
2. Deposito
Nah, deposito sudah tahu kan ya? Benar, kurang lebih seperti tabungan. Dengan risikonya yang cukup rendah menjadikan deposito sebagai salah satu instrumen investasi yang diminati banyak pemula.
Akan tetapi, ingat, ini beda ya dengan tabungan. Perbedaanya terletak pada tingkat bunga dan adanya waktu jatuh tempo.
Untuk suku bunga deposito sendiri memang lebih tinggi dari bunga tabungan biasa, yakni sekitar 5–5% per tahun. Beberapa bank bahkan ada yang menawarkan suku bunga lebih dari 6%.
Sehingga, apabila uang yang diinvestasikan semakin banyak, maka bunga depositonya pasti semakin tinggi.
Akan tetapi, perlu diketahui, bahwa uang yang telah didepositokan tidak bisa diambil tiba-tiba. Sebab, ada tenor yang mengikatnya. Jadi, sebelum deposito jatuh tempo, maka tidak akan ada peluang untuk mengambilnya.
BACA JUGA:
Apa Itu PPN? Simak Informasi Selengkapnya disini!
3. Reksadana
Pelajar juga banyak lho yang menggunakan reksadana. Nah, sederhananya reksadana ini adalah instrumen investasi yang nantinya dikelola oleh seorang manajer investasi.
Dengan pengalaman manajer investasi yang sangat mumpuni, membuat nilai risiko investasi jadi lebih rendah.
Di samping itu, kamu juga memiliki banyak pilihan reksadana, seperti reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, reksadana index, dan reksadana saham.
Meskipun reksadana mempunyai resiko yang terbilang rendah, ternyata diantara banyaknya jenis reksadana yang paling rendah adalah reksadana pasar uang. Sementara untuk reksadana dengan return dan risiko paling tinggi yaitu reksadana saham.
4. Properti
Properti juga memiliki benda fisik, sama halnya dengan emas batangan. Begitu juga dengan nilainya yang memiliki kepastian peningkatan setiap tahunnya. Sehingga ini menambah daftar instrumen investasi yang populer, khususnya di Indonesia.
Nah, cara investasi properti ini bisa kamu lakukan dengan membeli tanah, membuat bangunan di atasnya, lalu menjualnya ketika harga sedang tinggi-tingginya.
Selain itu, jika ingin lebih stabil, bisa juga coba cara kedua ini, yani dengan menyewakan properti tersebut kepada orang lain.
Akan tetapi, risiko kerusakan bangunan tentu saja akan lebih besar saat disewakan ke orang lain. Apalagi, properti bisa saja rusak karena terlalu lama tergeletak.
Sehingga, kamu harus melakukan perawatan rutin supaya nilai jualnya tetap ada.
5. Saham
Paling diburu, tetapi juga paling dikhawatirkan jika rugi, apalagi kalau bukan investasi saham. Saat kamu membeli saham, maka kamu sudah membeli sebagian kepemilikan suatu perusahaan tersebut.
Sehingga, semakin banyak saham yang berhasil kamu beli, maka persentase kepemilikan perusahaan yang diperoleh pun semakin besar pula.
Biasanya, return investasi saham ini asalnya adalah dari dividen serta pertumbuhan nilai saham di perusahaan tersebut.
Dari keempat instrumen investasi yangs sudah dibahas di atas, maka saham adalah jenis investasi dengan risiko paling tinggi. Oleh karena itu, kamu memerlukan pemahaman dan analisis yang sangat mendalam sebelum membeli saham.
Akan tetapi, jika kamu tetap ingin bergelut di investasi saham, mungkin bisa memilih instrumen investasi saham yang lebih rendah risikonya, seperti reksadana saham. Namun, tentu saja return nya tidak setinggi investasi saham pada umumnya.
6. Peer to Peer lending
Terakhir, ada pula instrumen investasi peer to peer lending. Belum pernah mendengarnya? Ya, investasi ini memang masih tergolong masih sangat baru.
Namun, saat ini, popularitasnya bahkan hampir melejit dengan semakin jelasnya kemudahan yang diberikan.
Hal tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya fintech lending yang ikut menggeluti model bisnis seperti ini.
Jadi, dalam sistem peer to peer lending ini, kamu akan meminjamkan sejumlah uang pada pihak yang mengajukan pinjaman. Selanjutnya, akan ada bunga yang kamu terima berdasarkan ketentuan yang telah disepakati.
Beberapa fintech lending ada yang memberikan suku bunga pinjaman hingga 18% per tahunnya. Itu sebabnya, semakin hari penggunanya semakin banyak.
Disini, kamu bisa memulai berinvestasi hanya dengan minimal Rp 100 ribu saja. Jadi, anak kuliahan pun juga bisa ikut berinvestasi dari sekarang.
Nah, seperti yang kita tahu bahwa investasi termasuk salah satu cara yang dapat dilakukan demi melindungi kekayaan sekaligus meningkatkan jumlahnya.
Namun, sebelum memulainya, pastikan kamu memahami instrumen investasi yang populer tersebut beserta profil risiko yang dipilih.