RUDIBERBAGI.com - RUDIBERBAGI.com – Thrift bukan lagi termasuk usaha baru, tetapi bisnis thrift sudah menjamur hingga ke berbagai penjuru. Meskipun bekas, tetapi thrift tetap memiliki pelanggan setia. Apalagi jika thrift berasal dari brand-brand ternama.
Ada yang rela mengantri hingga berjam-jam. Meskipun demikian, sebenarnya berbisnis thrift tidaklah mudah. Pasalnya, kamu harus tahu bagaimana cara memulai usaha thrift agar tidak rugi.
Cara Memulai Usaha Thrift
Beberapa orang ada yang menganggap kalau thrift adalah barang rusak dan bekas yang tidak bisa digunakan lagi. Namun, kenyataanya pemburu thrift masih ratusan hingga saat ini.
Tidak hanya itu, ada bahkan yang rela mengantri lama demi bisa mendapatkan produk thrift karena harganya yang miring.
Jadi pada dasarnya thrift bukanlah barang-barang yang rusak, tetapi barang bekas yang masih berkualitas tinggi dan layak digunakan oleh siapapun. Perhatikan beberapa tips di bawah ini jika kamu ingin tahu cara memulai usaha thrift.
Baca juga: 10 Langkah Untuk Membangun Usaha Baru Hingga Berhasil Sukses
1. Menentukan Target Market dan produk
Beberapa produk thrift yang umumnya dipasarkan di Indonesia adalah jam tangan, pakaian, barang elektronik, sepatu, atau peralatan rumah tangga.
Setiap produk tentu saja mempunyai target pasar masing-masing. Contohnya, untuk fashion targetnya mungkin lebih ke anak muda atau dewasa. Beda lagi dengan peralatan rumah tangga yang targetnya adalah ibu rumah tangga ataupun anak kosan.
Oleh karena itulah, menentukan produk yang akan dijual jadi bagian yang sangat penting dan tidak boleh dilewatkan.
Kamu juga bisa mencari target dari produk yang sedang trend saat ini. Namun, akan lebih baik menjual produk yang bukan musiman, seperti produk fashion.
2. Memilih Supplier yang Tepat
Tidak mudah untuk menemukan supplier yang bisa dipercaya demi memenuhi stok barang thrift kamu. Meskipun, kamu sebenarnya bisa mencari sendiri barang bekas tersebut, tetapi butuh waktu untuk memilih satu per satu.
Sehingga, kebanyakan pebisnis thrift lebih suka membeli dalam jumlah banyak, entah itu thrift luar negeri maupun dalam negeri. Jika baju bekas, umumnya dikirim dalam bentuk karungan atau ball.
Saat memilih supplier, jangan lupa untuk membandingkan supplier yang satu dengan lainnya. Sebab biasanya, beda supplier mungkin harga juga akan berbeda. Begitu pun dengan jumlah yang diperoleh.
3. Membuat Nama Brand Sendiri Beserta logo
Walaupun hanya barang bekas, tetapi kamu tetap bisa menambahkan stiker, label, atau bahkan thank you card dengan nama toko kamu.
Ini sekaligus memperkenalkan brand kamu ke masyarakat. Jadi, akan membuat konsumen merasa seperti sedang membeli produk baru dengan fasilitas demikian.
4. Menjaga Kebersihan Produk
Kualitas produk thrift shop memang sangat bagus, tetapi biasanya dikirim dalam jumlah lebih banyak dari luar negeri.
Oleh karena itulah, kita tidak bisa menjamin bahwa produk tersebut bersih saat dikirim dari luar. Sehingga, harus dicuci, diuap, lalu disetrika khusus produk fashion agar kualitasnya tetap terjaga sebelum dijual.
Baca juga: 8 Kunci Sukses Startup, Pahami Tipsnya!
5. Memotret Foto Produk
Pemasaran yang lebih efektif saat ini dapat dilakukan secara online. Nah, tentu saja, harus ada bukti produk yang akan dipasarkan dan diunggah ke media sosial, marketplace, ataupun e-commerce lainnya.
Lagipula, foto produk juga tidak harus berfoto di studio. Namun, kamu bisa ciptakan potret dengan kearifan lokal sendiri. Kamu bisa lakukan di rumah saja dengan menggunakan hp yang dimiliki.
Paling penting dalam memotret foto yaitu pencahayaan, peletakan barang, serta cara pengambilan gambarnya.
6. Menentukan Harga Jual Produk
Supaya bisnis bisa berjalan lancar sesuai keinginan, maka kamu harus mencari tahu cara menentukan harga jual produk dengan benar.
Tentu saja, penentuan harga jual yang salah bisa bikin kamu rugi besar. Begitu juga jika harga yang diletakkan ternyata terlalu tinggi, justru tidak ada yang laku.
Oleh karena itulah, dalam menghitung harga jual perlu disesuaikan dengan harga pasaran, biaya operasional, kualitas barang, serta modal.
Setelah itu, harga jualnya sesuaikanlah dengan kualitas produk yang sekarang. Jangan menawarkan harga terlalu murah ataupun terlalu mahal.
7. Memasarkan Produk
Jika foto produk dan barang sudah ada, maka saatnya untuk memasarkan produk. Kamu bisa pasarkan di berbagai media sosial.
Jika kamu ingin menggunakan beberapa media sekaligus, maka harus siap memproduksi konten pemasaran berbeda.
Lalu, saat memposting, jangan lupa memberikan informasi yang dibutuhkan konsumen di bagian deskripsi. Deskripsi bisa memuat brand, harga, ukuran, minus produk, dan sebagainya.
Baca juga: 13 Ide Usaha Rumahan yang Tidak Ada Matinya dan Selalu Untung
8. Memasang Strategi Pemasaran
Apabila dibarengi dengan sistem pemasaran yang tepat, maka thrift justru bisa jadi ladang cuan yang menguntungkan sekali. Tidak sedikit orang yang sukses hanya dengan membuka usaha thrift ini.
Maksud dari strategi pemasaran yang tepat adalah tidak salah dalam memilih target pasar. Sehingga, media promosinya juga tidak akan salah.
Semisalnya, targetmu adalah usia 20-an, tentu media sosial seperti Tiktok dan Instagram adalah yang paling tepat dan sering diakses.
Baca Juga: Cara Menjadi Dropshipper Sukses, Gampang!
Begitu juga, dengan konten marketing yang digunakan. Entah itu berbasis foto ataupun video, semuanya tergantung pada target pasar.
Di awal, memang sangat berat untuk memulai usaha thrift. Namun setidaknya cara memulai usaha thrift yang sudah dibahas di atas dapat meringankan kamu.
Contohnya saja, dalam memilih thrift fashion. Umumnya, setiap pebisnis thrift punya kode ball yang paling bagus agar tidak mendapatkan barang reject terlalu banyak.
Namun, ini kadang bisa didapatkan berdasarkan pengalaman. Itu sebabnya, tidak akan banyak orang yang tahu tips seperti ini.